HL Sumatera Ekspres-Edisi 26 -8 2008

Selebaran Gelap Marak

* Timses Pilgub Diminta Cooling Down

PALEMBANG – Suhu politik masa kampanye minggu kedua Pemilukada Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan kian memanas. Aksi black campaign (kampanye hitam) yang menyudutkan kedua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumsel periode 2008-2013, baik Syahrial Oesman-Helmy Yahya (Sohe) maupun Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy) terus bermunculan.

Seharian kemarin (25/8), misalnya. Warga Kota Palembang menemukan dua bentuk selebaran kampanye negatif. Antara lain, selebaran tentang Syahrial Oesman terancam dipenjara terkait dugaan keterlibatan dengan kasus proyek Tanjung Api-Api. Selebaran satunya lagi berisi penolakan terhadap Ir H Alex Noerdin, calon gubernur dari partai yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan membuat rakyat sengsara.

Tak jelas, siapa yang membuat selebaran. Meski selebaran itu memojokkan, belum tentu yang membuat adalah lawannya. Dan begitu juga sebaliknya. Bisa juga pihak-pihak ketiga yang ingin suasana chaos.

Pantauan koran ini, selebaran tentang Syahrial ditemukan di sebagian besar di jalan kota metropolis dan kompleks-kompleks perumahan. Di antaranya, depan RS Myria, Jl Kol H Barlian, daerah Perumnas, Jl Soekarno-Hatta, Jl RA Abusamah, Jl Basuki Rahmat dari Polda hingga Novotel. Lalu, di Jl Demang Lebar Daun, di kompleks perumahan warga, depan SPBU Radial, Kompleks Sukabangun, Jalan Jenderal Sudirman, dan daerah lainnya.

Informasi yang dihimpun koran ini, selebaran tersebut disebar oleh orang tak dikenal Minggu malam (24/8). Siangnya, kertas yang masih bertumpuk maupun sudah berserakan dipungut oleh tukang sampah (pemulung) maupun penyapu jalan.

“Yang menyebarkan selebaran gelap terhadap Syahrial naik mobil pikap. Namun, kami tidak mengetahui pasti siapa yang melakukan perbuatan itu, saya juga tak lihat BG (nopol) mobilnya,” kata seorang saksi mata di dekat SPBU Radial.

Begitu juga dengan selebaran kampanye hitam terhadap Alex Noerdin, tidak tahu persis siapa yang menempelkannya di tembok milik rumah warga. Seperti terlihat di Jl Letnan Darna, belakang Kodam II/Sriwijaya, dan beberapa tempat lainnya.

Ada juga spanduk bernada provokatif bertuliskan, ”Temakan Janji, Maunya Gratis Malah Nangis” dari Forum Masyarakat Kapok Janji. Spanduk ini terbentang di dekat simpang Polda Sumsel, Km 5, dan pelbagai sudut kota lainnya.

Pantauan koran ini semalam, selebaran itu juga banyak dipungut oleh para tukang sate, atau penjual makanan di pinggir-pinggir jalan. ”Ya lumayanlah untuk bungkus sate,” ujar tukang sate yang mangkal di simpang DPRD Sumsel. Wajar karena kertas selebaran masih numpuk segebok dan masih bersih, belum beterbangan tertiup angin.

Menyikapi ”maraknya” kampanye hitam itu, jajaran Polda Sumsel kemarin, langsung menggelar pertemuan dengan masing-masing tim sukses (timses), Panwaslu Sumsel dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumsel di Hotel Horison.

Pertemuan berlangsung tertutup selama satu jam mulai pukul 13.00 WIB. Hadir Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Ahmad Ismail, anggota Panwaslu Sumsel, Syaiful Anwar dan anggota KPUD Sumsel, Helmi Ibrahim.

Sementara perwakilan Timses pasangan nomor urut 1, Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy) diwakili oleh Chairil Syah, Tarech Rasyid, dan Hendry Dunan. Sedangkan, timses pasangan nomor urut 2, Syahrial Oesman-Helmy Yahya (Sohe) diwakili oleh Ir Baharuddin, R Hartono, dan Suparman Romans.

Usai pertemuan, Wakapolda mengatakan tujuan diadakan pertemuan adalah untuk meminta masing-masing pihak agar menahan diri dalam melakukan manuver politik kampanye Pilgub Sumsel. “Tujuan kita agar kedua belah pihak cooling down. Saya ingin Pilgub Sumsel ini bersih dan berjalan seusai dengan kesepakatan yang berlaku. Jangan sampai karena hal-hal kecil, persaudaraan di antara kita menjadi rusak,” tegas Wakapolda.

Ia berjanji akan menindaktegas semua pihak yang terbukti mengeluarkan selebaran yang meresahkan masyarakat. Sebaliknya, kepada para kandidat agar memberikan pendidikan politik yang sehat untuk masyarakat sesuai dengan debat publik di Hotel Novotel, 18 Agustus lalu. “Kalau ada bukti, penyebar kampanye hitam akan kita proses. Kita tidak memihak. Siapapun yang berbuat akan kita tindak,” katanya.

Apakah akan ada upaya hukum terkait pelaku kampanye hitam? Kata Wakapolda, hal itu menjadi kewenangan Panwaslu Sumsel. “Kalau bicara masalah kampanye, itu kewenangan Panwaslu. Jika dikatakan pelakunya dari pihak ketiga, namanya analisa boleh-boleh saja,” katanya.

Anggota Panwaslu Sumsel, Syaiful Anwar mengatakan hari ini, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan masing-masing timses di Sekretariat Panwaslu Sumsel. Sebelumnya, semua tim sukses sudah disurati agar mentaati peraturan kampanye.

“Kami juga minta semua pihak untuk memberikan laporan yang rinci tentang setiap temuan pelanggaran yang terjadi. Ini biar kami bisa mengambil tindakan,” ujarnya.

Terpisah, tim advokasi Sohe menggelar jumpa pers terkait persoalan bermunculannya selebaran gelap yang memojokkan kandidat mereka. “Kami mendesak Panwaslu dan KPUD Sumsel untuk mengambil tindakan tegas terhadap temuan penyimpangan dalam pilgub Sumsel, terutama selebaran gelap terhadap Pak Syahrial,” tegas Bambang Haryanto, tim advokasi Sohe saat jumpa pers di Rumah Makan Sari Ratu, kemarin.

Bambang melihat ada upaya pihak tertentu yang dengan sengaja menyebarluaskan selebaran berisi teks dan gambar yang dapat merusak citra pasangan Sohe. “Ini merupakan bentuk black campaign and character assassination terhadap pasangan Sohe,” tukasnya.

Kepada KPUD Sumsel maupun Panwaslu, Bambang minta agar benar-benar melakukan pengawasan di lapangan. “Jika KPUD Sumsel dan Panwaslu gagal mengambil tindakan yang cepat dan tepat, tim advokasi Sohe akan mengajukan pertimbangan gugatan ke Mahkamah Konsitusi, untuk menghentikan proses Pilgub Sumsel ini. Sampai semua pihak taat hukum dan menghormati prinsip-prinsip pilgub yang bermartabat dan demokrasi,” pungkasnya.

Hadir dalam jumpa pers tersebut sejumlah anggota tim advokasi Sohe. Di antaranya, Titis Rahmawati, Rosalina, Milbeni, Tubagus Sulaiman, Bahrul Ilmi Yakub, dan sejumlah pengacara lainnya.

Bagaimana dengan timses Aldy? Chairil Syah, tim advokasi pasangan Aldy sangat menyesalkan terjadinya black campaign yang menciderai proses demokrasi yang sedang berlangsung. Menurutnya, praktik yang kurang bermartabat tersebut hanya dilakukan pihak tertentu yang tidak menginginkan Pilgub Sumsel berjalan kondusif.

“Kita semua tentu ingin pilgub Sumsel berjalan kondusif, masyarakat harus waspada dan jangan mau dipecah belah. Masyarakat sudah mengeluarkan ongkos yang mahal untuk pilgub Sumsel. Jangan sampai mau dibodohi,” katanya tadi malam.

Menurut Chairil Syah, hari ini pihaknya akan melaporkan dugaan kampanye negatif terhadap pasangan Aldy kepada KPUD dan Panwaslu Sumsel. “Kita harap semua pihak bisa saling berkoordinasi. Panwaslu memiliki keterbatasan untuk bisa melakukan penyidikan dan penyelidikan. Nah, kita berharap mereka (panwaslu) koordinasi dengan aparat kepolisian dalam mengambil tindakan.” (mg16/46)

Comments