Koran Koran Koran, Koran Bisnis Radar Palembang

Koran Radar Palembang

Koran Ekonomi di Sumatera Selatan

----------------------------------

Buruh Bangunan, Peraih Mobil Chevrolet Aveo, Hadiah Utama Jalan Santai Radar Palembang

Selalu Bersepeda, Bingung Disuruh Hidupkan Mesin

Tak sedikitpun terlintas di benak Abdul Rauf, selembar kupon jalan santai atas nama sang anak, terpilih diantara puluhan ribu kupon peserta lain yang diundi acak. Bagi buruh bangunan lepas dengan penghasilan tak menentu ini, hadiah mobil mini-MPV Chevrolet Aveo ibarat mimpi di siang bolong.

-------------------------------

Hari Budianto-Palembang

-------------------------------

Acara puncak Jalan Santai Spektakuler 2007 yang digelar Harian Bisnis Radar Palembang (Sumatera Ekspres Group), Minggu (2/12) adalah pengundian hadiah utama, sebuah mobil mini-MPV Chevrolet Aveo, warna hitam. Makanya usai keliling jalan santai rute Jl HM Dhani Effendy (Radial)-Cinde-Jl Kapten Rivai, puluhan ribu peserta itu masih tetap setia menunggu hingga akhir acara di halaman Sport Hall, Kampus, Palembang.

Mereka rela lesehan beralaskan koran, duduk-duduk di sekitar Sport Hall dan nongkrong di pinggir pagar atau trotoar, meski cuaca agak panas dan tanah sedikit basah karena habis diguyur hujan. Terlihat jelas wajah mereka, hampir semua yang datang ingin mendapatkan hadiah utama.

Sebelum hadiah utama, terlebih dahulu diundi hadiah-hadiah pendukung seperti teve, kulkas, dan sepeda motor. Bagi mereka yang sudah mendapat hadiah pendukung, tetap ingin mengetahui dan penasaran jatuh ke tangan siapakah kunci mobil nanti. Apalagi bagi peserta yang belum mendapatkan hadiah.

Mendekati siang, peserta terus merangsek ke depan panggung. Mereka seakan tak lelah. Di sela-sela acara undian, artis Ibu Kota Lili Asmara ikut menghibur peserta. Sedikit mengurangi rasa jenuh menunggu undian utama.

Puncak yang ditunggu akhirnya datang juga. “Tolong diperhatikan semua peserta. Simak nomor kupon masing-masing. Hadiah undian utama mobil Chevrolet Aveo akan diundi,” teriak panitia pengundian. Sekda Sumsel H Musyrif Suwardi, mewakili Gubernur Sumsel Syahrial Oesman dengan ditutup matanya dengan selendang, terus mengaduk aduk kupon. Puluhan ribu peserta ini pun diam sejenak, mereka saling memegang kupon masing-masing.

Setelah diambil, diangkat, dan disimak ternyata undian itu jatuh ke nomor 021013, salah satu nomor undian dari tiga nomor yang dimasukkan oleh Abdul Rauf ke kotak pengundian. Ketika nomornya disebut, dan berhak mendapat mobil, dia seakan tak percaya. Matanya berkaca-kaca, sambil terus melihat nomor yang dipegangnya dan dicocokkan dengan ucapan panita dan Sekda Musyrif Suwardi. Setelah yakin dia langsung naik panggung. “Alhamdulillah,” teriaknya sambil kedua tangannya mengusap wajah dan menyeka buliran air mata.

Secara simbolis, duplikat kunci mobil diserahkan Sekda Sumsel Musrif Suwardi dan Direktur Utama Harian Bisnis Radar Palembang H Suparno Wonokromo yang juga CEO Jawa Pos Wilayah Sumbagsel kepada Abdul Rauf. Turut mendampingi GM Radar Palembang Tirtonadi Sinaga dan Pimpinan Radar Palembang lainnya.

Kepada koran ini, Abdul Rauf dengan nada bergetar mengaku sangat senang. “Tapi saya juga bingung. Naik motor saja saya nggak bisa. Apalagi dapat mobil, bagaimana memakainya,” ujar Abdul Rauf ketika ditemui Sumatera Ekspres di rumahnya yang sederhana di Lr Sikam Darat, Seberang Ulu II, kemarin (2/12). Ia masih menatap kupon pendaftaran Jalan Santai Spektakuler itu di tangannya yang kurus hitam.

Kupon itu terlihat buram, lecek, dan nyaris sobek. Dengan hati-hati dia kemudian melipat potongan kupon lusuh itu dan memasukkannya kembali ke dompet. “Kalau hilang, saya takut hadiahnya tidak bisa diambil,” lanjutnya.

Di sebelahnya, Ny Sri Awani dan Mierza Rasuarni, istri dan putrinya, duduk tak berkata-kata. Sesekali dari mulut ibu anak ini terdengar ucapan syukur. Keduanya saling berpelukan dengan mata berkaca-kaca. Mierza Rasuarni, adalah nama pemenang hadiah utama. Bagi keluarga buruh bangunan lepas dengan penghasilan tak tentu ini, hadiah mobil itu ibarat mimpi di siang bolong.

Berkah itu bermula dari sebuah kertas koran bekas yang ditemukan Abdul Rauf di sekitar rumah yang tengah direhabnya di daerah Kenten, dua minggu lalu. “Saya baca di sana ada pengumuman jalan santai berhadiah mobil. Daftarnya gratis, hanya beli koran Radar (Radar Palembang, red). Ada kuponnya di situ,” katanya memulai cerita.

Mengaku nyaris tidak pernah membaca koran, Abdul yang tak sempat lulus SD ini, tak tahu mengapa hari itu ia mencermati iklan di koran usang yang dia temukan. “Saya juga tak tahu kenapa hari itu tiba-tiba kok membacanya.”

Karena dikejar tenggat waktu pekerjaan rehab bangunan, Abdul Rauf segera melupakan pengumuman jalan santai tersebut. Dia bahkan sudah tak ingat lagi hingga dalam perjalanan pulang dari Kenten ke rumahnya di Plaju, laju sepedanya terhenti di Simpang Jakabaring.

“Saya lihat ada loper bawa Radar Palembang. Terus ingat lagi soal pengumuman jalan santai di koran itu. Iseng-iseng saya beli koran Radar Palembang. Padahal, saya jarang baca (koran, red), apalagi membeli,” tutur laki-laki kelahiran Palembang, 24 Oktober 1962 ini. Karena hari menjelang Magrib dan dijual murah, tiga koran dibelinya sekaligus.

Abdul berpikir untuk mengikutkan ketiga anaknya sebagai peserta jalan santai. Namun karena salah seorang di antaranya tidak bisa ikut, ia kemudian hanya mendaftarkan anak pertama dan keduanya, Mierza Rasuarni dan Deni Ramdhani. Satu kupon lagi diisi atas namanya sendiri.

Hingga menjelang pelaksanaan jalan santai pada Minggu pagi, Abdul mengaku, sama sekali tak mempunyai firasat, salah satu kupon itu akan memenangkan hadiah utama sebuah mobil. Malah setelah ikut jalan santai, ia membiarkan Mierza dan Deni pulang, sementara dirinya rela menunggu pengundian kupon.

Alhasil ketika nomor kupon atas nama sang putri disebut sebagai pemenang hadiah utama, sebuah mobil Chevrolet, buruh bangunan ini kaget bukan kepalang. “Rasanya campur aduk. Kaget, senang, nggak percaya sekaligus bingung,” katanya. Tak sedikitpun terlintas di benaknya, selembar kupon itu akan terpilih di antara puluhan ribu lebih kupon peserta lain yang diambil acak. Saking shock dan bingungnya, Abdul mengaku hampir pingsan.

Namun yang paling membuatnya grogi adalah ketika didaulat oleh panitia mewakili sang putri untuk menghidupkan mesin mobil hadiah tersebut. Mengaku dalam setiap kerja sering naik sepeda. Kalaupun naik mobil, itupun hanya angkutan umum. Terus terang, dia bilang tak tahu menahu bagaimana caranya menghidupkan mobil warna hitam itu.

“Kalau nggenjot sepeda saya tahu. Di rumah, kami punya dua (sepeda, red). Orang naik motor saja nggak bisa, apalagi naik mobil. Saya bingung ngidupin mobilnya gimana? Tak colok-colokin sambil dibantu pantia terus saya puter, eee ternyata bunyi,” akunya lugu.

Karena hanya mampu ngayuh sepeda itulah, dia berencana menjual mobil hadiah tersebut. Rencananya, uang hadiah mobil akan dibuatnya untuk membeli rumah dan tanah. Sejak menikah dengan istrinya, Sri Awani pada 1988, hingga sekarang, keluarga sederhana ini masih menumpang di rumah mertuanya, Suharbah, seorang pedagang barang bekas.

Mereka tinggal di sepetak kamar di samping rumah Suharbah di lingkungan RT 043/RW 013, 16 Ulu yang padat. Untuk menuju rumah itu, hanya ada jalan setapak becek yang cukup dilewati sebuah becak. “Kalau punya mobil nanti mau lewat mana? Parkirnya juga nggak ada,” lanjut Abdul yang mengatakan sudah tahu harga mobil itu dari GM Sumatera Ekspres, H Suparno Wonokromo, sekitar Rp134 juta.

Sementara itu, Mierza mengaku menyerahkan sepenuhnya semua keputusan soal hadiah tersebut kepada orangtuanya. “Keluarga kami sudah lama ingin punya rumah sendiri. Bapak tukang bangunan dan sering bikin rumah buat orang lain. Tapi nggak pernah bisa bikin rumah sendiri,” katanya. (Diperkaya oleh mahmud)

Comments