Tertarik
Kain Tajung
---------------------------------
Photo Kris Samiaji Sumatera Ekspres –Edisi Sumatera Ekspres 20 Agustus 2008
-------------------------------------------
PALEMBANG - Setelah sebelumnya mengunjungi objek wisata Borobudur, Miss Universe 2008 Dayana Mendoza singgah ke kota pempek, Palembang. Ratu kecantikan sejagat asal Venezuela itu begitu bersemangat mengamati wisata Sungai Musi dan takjub dengan kain tradisional tajung yang berumur 250 tahun di Galeri Zainal Songket, Jl Ki Gede Ing Suro, 30 Ilir, Palembang, kemarin (20/8).
Tercatat, dia dua kali mengucapkan waw. Itu ketika Drs H Kgs Zainal Arifin, pemilik Zainal Songket memamerkan tajung motif Bunga Tabor. Begitu diberi penjelasan bahwa benang emas yang diuntai dalam kain merah marun itu adalah benang emas berusia ratusan tahun, spontan gadis asal Venezuela ini berteriak “wow!”.
Dengan antusias dia mengamati benang emas bermotif Bunga Tabor yang ditenun di kain tajung itu. Ia memegang dengan detil tenunan dengan tangannya yang lentik. “This is hand made?” katanya kepada Zainal. Ketika dijawab bahwa kain khas Palembang itu adalah seratus persen hasil kerajinan tangan, lagi-lagi Dayana berteriak, “wow!”.
Kunjungan Dayana ke Butik Zainal Songket adalah salah satu agenda roadshow Miss Universe 2008 selama 10 hari di 4 kota besar di Indonesia. Sebelum ke Palembang, Mendoza sudah mengunjungi Jakarta, Surabaya, dan Magelang.
Dayana mendarat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, sekitar pukul 11.00 WIB, kemarin, terlambat 30 menit dari jadwal semula. Ia didampingi Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar dan Kusumadewi, pengurus Yayasan Puteri Indonesia (YPI).
Di SMB II, kedatangan Dayana disambut Wakil Wali Kota H Romi Herton, Kepala Disperindagkop Wantjik Baddarudin dan Sylvia Puteri Sumsel 2008. Pada kesempatan itu Romi menjelaskan secara singkat destinasi wisata Palembang. "Anda juga harus mencoba pempek supaya jangan hanya dengar cerita," kata Romi.
Mendengar kata pempek, Dayana terlihat tertarik. Ia langsung bertanya apa itu pempek. Terpaksa, Vera Damayanti dari Ve-Intention, EO acara ini menjelaskan panjang lebar soal pempek. “Kalau begitu kita nanti harus mencobanya,” kata Mendoza bersemangat.
Setelah beristirahat sejenak, dari bandara, mereka langsung menuju ke Hotel Horison untuk bersantap siang dan berganti baju. Dengan mengenakan kain tajung modifikasi warna hitam dengan tambahan motif kotak-kotak ungu, karya Zainal Songket, Dayana terlihat cantik dan anggun.
Dari Horison, Dayana diajak ke Butik Zainal Songket. Begitu turun dari mobil Toyota Alphard B 88 EI, langsung disambut tarian Zapin. Mendoza tanpa malu-malu menunjukkan kegembiraannya dengan sambutan empat penari Zapin. Ia ikut bertepuk tangan dan melonjak-lonjak.
Di Zainal Songket, pemilik tinggi badan 178 sentimeter itu dikenalkan dengan seluruh jenis kain tradisional Palembang, mulai dari songket, batik, jumputan, hingga tajung. Ia mengaku takjub dengan kerajinan tangan khas Palembang. ”Cantik sekali. Seperti pelangi,” begitu komentar perempuan kelahiran Caracas, 1 Juni 1986 itu.
Dayana hampir tak percaya kain seindah songket dihasilkan dari tenunan alat tradisional. Ia juga tak percaya di zaman modern seperti ini, masih ada orang membuat kain dengan alat tenun. Itulah sebab, ketika diajak Zainal melihat tempat menenun, ia ternganga melihat para pengrajin sedang menenun songket. ”Unbelieveable. Mereka terampil sekali,” katanya polos.
Ia berjanji akan mempromosikan pariwisata Palembang dan Indonesia terutama citra aman yang dialaminya sejak menjejakkan kakinya di Indonesia. "Saya pasti akan menginformasikan keindahan alam, keanekaragaman budaya dan keramahtamahan masyarakat Indonesia, terutama Palembang," katanya.
Dayana mengatakan, sebelum datang ke Indonesia dia tidak memiliki persepsi yang negatif. Ia mengaku justru heran pers Barat mempersoalkan citra Indonesia yang tidak aman dikunjungi.
"Saya sangat senang sekali sejak mendarat di Indonesia dan melakukan banyak aktivitas sampai di sini (Palembang, red). Saya melihat sendiri kehidupan yang begitu normal jauh dari citra negatif. Bahkan, saya takjub,” ujarnya polos.
Menjelang pukul 14.00, Dayana meninggalkan Butik Zainal Songket dan langsung menuju ke Kambang Iwak. Di sana, ia melakukan penanaman pohon sebagai simbol penghijauan bersama Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT. “Ini namanya pohon Mendoza,” katanya tertawa.
Acara terakhir Dayana di Palembang adalah gala dinner dengan Pemkot Palembang. Acara ini digelar di Restoran River Side, pukul 19.00 kemarin malam. Dayana tampil anggun dalam balutan kebaya songket modifikasi warna merah marun karya Zainal Songket. Dalam kesempatan itu, sekali ia berjanji akan mempromosikan pariwisata Palembang dan Indonesia.
”Saya akan mencicipi makan khas Palembang yaitu pempek, ”ujar Dayana. Dia juga kagum melihat kota Palembang yang begitu indah dan cantik. Karena itu, lanjut Dayana, selain Jakarta, Bali dan Yogyakarta, diri akan memperkenalkan Palembang di mancanegara.
Dalam kesempatan itu digelar penggalangan dana Green Comunity yang terhimpun sebesar Rp30 juta. Acara gala dinner makin meriah dengan digelarnya fashion show yang menampilkan songket dan batik kerajinan Zainal Songket.
Selama kunjungannya di Palembang, Dayana selalu tampil percaya diri. Rambutnya yang pirang keemasan selalu dibiarkan tergerai ke belakang. Sederhana, jauh dari bayangan tentang dandanan ratu kecantikan yang gemerlapan, seperti dalam foto di majalah.
Apalagi, mahkota Miss Universe tak pernah dikenakannya. “Kamu pasti ingin melihat saya memakai mahkota. Tapi karena ini bukan kunjungan formal, saya lebih suka tampil santai,” akunya.
Sekalipun selalu berusaha tampak natural, dengan dandanannya yang sederhana, tetap saja terlihat bahwa Dayana mengatur segalanya. Langkah kaki maupun gerak tubuhnya selalu terkontrol. Ia juga selalu menebarkan senyum.
Pukul 10.00 WIB pagi ini Dayana dijadwalkan melanjutkan lawatannya ke Jogjakarta dan Surabaya. Saat ditanya, mengapa di Indonesia hanya mendatangi tempat-tempat tertentu yang jauh dengan misi kemanusiaan Miss Universe, Dayana menjawab sambil tersenyum. "They give me this opportunity and I apreciate it," katanya. (mg12/09)
Comments