SFC MENANG BESAR


GOL...Golll.. Gooolll,...

Gooolll, Gooolll, Goll. Golphoto Sudirman Abdullah-palek-sumeks-jpnn

* 6 Sriwijaya FC v Persita 0

PALEMBANG - Sriwijaya FC masih unggulan teratas peraih scudetto Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tim berjuluk Laskar Wong Kito, makin lama makin trengginas. Tadi malam (18/10) di Gelora Sriwijaya Jakabaring, tim asuhan Rahmad Darmawan berpesta pora. Mereka menang 6-0 (2-0) atas tamunya Persita Tangerang.

Ini memang rekor kedua musim ISL 2008/2009 ini. Sebab, Kamis (9/10) lalu di Stadion Mandala Jayapura, Persipura sudah melakukannya dengan menghajar Persija Jakarta 6-0. Namun, kemenangan Laskar Wong Kito adalah rekor pertama di Jakabaring.

Terakhir, SFC bisa menang besar di Jakabaring saat mengalahkan Persiraja Banda Aceh (sekarang divisi utama). Tepatnya 18 Agustus 2007, putaran II Liga Indonesia XIII. Saat itu, Ferry Rotinsulu dkk menang 5-0.

“Saya tidak menduga bisa menang dengan skor besar. Tapi, saya patut beri apresiasi. Sebab, anak-anak telah mendemontrasikan sebuah permainan team work sangat bagus,” ungkap Rahmad Darmawan.

Pesta Laskar Wong Kito diawali tendangan keras Ngon a Djam menit ke-8, usai menyambar umpan Obiora Richard dari sektor kiri. Menit ke-21, giliran heading Keith Kayamba yang merobek jala gawang Wawan Hendrawan, kiper Persita.

Kemudian, menit ke-55, giliran Obiora Richard yang memaksa Wawan memungut bola lagi. Pemain pengganti M Nasuha, ikut-ikutan nyumbang gol menit ke-80 via tendangan kerasnya.

Selang lima menit kemudian, Keith Kayamba kembali mencetak gol keduanya. Zah Rahan, tak mau ketinggalan. Si Lincah nan enerjik ini, ikut membobol gawang Pendekar Cisadane, julukan Persita, di masa injury time (90+1). “Serangan kami lebih variatif. Gagak dari tengah, kami tekan dari dua sayap. Itu kunci sukses kami menang besar kali ini,” sambung Rahmad.

Pelatih Persita Agus Suparman, enggan berkomentar banyak. Namun, selama pertandingan Agus sering memprotes wasit. Menurutnya, banyak pelanggaran terhadap pemainnya. Tapi, wasit tidak memberi kartu kuning pada pemain SFC.

Hanya saja, pelatih yang sukses mengantar PS Banyuasin naik divisi I (2007), cukup gentlemen. Dirinya mengakui, tim asuhannya memang kalah kelas dengan SFC, tim double winners. “Kami benar-benar kewalahan. Recovery dua hari, membuat performa anak-anak tidak maksimal. Saya akui, skill pemain kami memang di bawah Sriwijaya,” tukas Agus Suparman.

Kemenangan ini, tidak membuat posisi SFC di klasemen sementara berubah. Hingga match day ke-14, mereka masih tertahan di urutan ke-3. Namun, selisih poin makin ketat dengan pemuncak Persipura. SFC sendiri mengemas 29 poin (surplus 15 gol). Sementara Mutiara Hitam-julukan Persipura, 33 poin (surplus 24 gol).

“Perlahan tapi pasti, kami akan bisa menyaingi Persipura. Sekarang, yang kami pikirkan adalah terus menjaga kemenangan ini,” tukas M Nasuha, yang malam itu mendapat standing applaus dari suporter SFC.

SFC bertekad akan menambah poin di dua away. Masing-masing lawan Persik Kediri, Kamis (23/10). Serta meladeni Arema Malang, Senin (26/10). SFC makin confidence. Sebab, dua away ini digelar di tempat netral.

Duel lawan Persik digelar di Stadion Petro Kimia Gresik. Sementara duel lawan Arema, justru di Gelora Delta Sidoarjo. Sebab, kedua raksasa Jatim ini sedang menjalani hukuman laga usiran dari Komdis PSSI. “Tapi, kami tidak diperkuat Kayamba saat lawan Persik. Dia menjalani akumulasi kartu,” pungkas Rahmad.

Bonus mengalir lagi ke kantong SFC. Selain bonus wajib dari yayasan (Rp15 juta), kocek Laskar Wong Kito gelontor Rp25 juta dari Mudai Madang. Untuk diketahui, Mudai Madang ini adalah big boss Quality Hotel Daira. Sekaligus komisaris utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri.(mg2)

Comments